
Semepet-mepetnya waktu sahur dengan Imsak, bagi kretekus, akan tetap menyempatkan menutup sahur dengan merokok. Kalau tidak, menyesalnya bukan main.
Bagi seorang kretekus, merokok pada waktu buka puasa dan sahur adalah reward terbaik, setelah seharian penuh—di bulan Ramadan—menahan diri tidak makan, minum, dan ngebul.
Nikmatnya merokok waktu berbuka
Beberapa orang yang Komunitas Kretek ajak bicara sama-sama sepakat soal ini: merokok selepas buka puasa nikmatnya tidak bisa didustakan.
Bagaimana tidak. Entah kenapa setiap bulan Ramadan semua jenis makanan tampak menggoda dan menggiurkan. Lebih-lebih, varian makanan yang dijual pun beragam. Apalagi varian esnya: dari es teh, es buah, dan segala jenis es lain bisa dengan mudah ditemukan.
Lapar mata atau memang lapar sungguhan membawa seseorang untuk memborong mana makanan atau minuman yang begitu menggiurkan.
Nah, bagi kretekus, setelah semua makanan itu tandas di waktu buka, seenak apapun rasanya, pasti kurang paripurna jika tidak ditutup dengan merokok. Karena rokok, meminjam istilah bahasa Jawa, biasanya disebut sebagai “tamba amis (obat amis)”. Menetralkan rasa-rasa dan bau dari makanan-minuman yang sebelumnya masuk mulut.
Sahur tanpa merokok berujung penyesalan
Masih dengan orang yang sama, yang Komunitas Kretek ajak bicara, mereka mengaku kerap kali dilanda penyesalan jika bangun sahur agak “kesiangan” (mepet imsak).
Pasalnya, waktu sahur yang mepet membuat mereka harus lekas-lekas menandaskan nasi di piring. Agar perut terisi dan menyimpan energi untuk aktivitas seharian.
“Kretekus ya kretekus. Tapi kalau sahur ya tetep makan nasi dulu. Jangan cuma rokok,” kata satu dari mereka.
“Kalau cuma rokok aja sahurnya, bisa-bisa puasanya nggak kuat. Terus mokel. Itu namanya kretekus yang selemah-lemahnya iman,” sambung yang lain.
Maka, ketika waktu hanya cukup untuk sahur tapi tidak dengan merokok, biasanya mereka akan menghadapi waktu Subuh dengan perasaan hampa. Alhasil, jika masih ada siswa waktu, semepet apapun, akan tetap diupayakan ngebul.
“Karena kami tahu, setelah azan Subuh itu, harus nunggu hingga Magrib buat bisa merokok lagi. Itu butuh perjuangan bagi kretekus yang menjadikan rokok sebagai amunisi menjalani hari.”
“Silakan bilang merokok itu candu. Toh sama candunya dengan es teh di bulan Ramadan,” tutup para sobat kretekus itu.
BACA JUGA: 3 Rokok Terenak untuk Sahur
Leave a Reply