Press ESC to close

Pengolahan Tembakau dari Tanam hingga Siap Dipasarkan

Mengolah hasil tembakau berbeda dengan hasil panen tanaman lain seperti padi, jagung ataupun sayuran lainnya. Diperlukan ketelatenan dan juga keahlian.

Berikut beberapa langkah dari petani dan penggarap sebelum mereka bisa meraup untung dari hasil panen tahunan tembakau ini.

1. Pemupukkan.

Langkah awal ini dilakukan sesaat sebelum menanam benih dan sesudah benih ditanam.

pemupukkan, dengan cara melubangi tanah sekitar pohon, lalu menaburkan pupuk ke dalam lubangnya
pemupukkan, dengan cara melubangi tanah sekitar pohon, lalu menaburkan pupuk ke dalam lubangnya

2. Panen

Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu yang tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan waktu antara 4 sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon, daun tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan itu menandakan kwalitas daun( petani Temanggung menyebut totol) dan biasanya itu terlihat dari warna dan teraba dari aromanya. Untuk aroma memang hanya orang tertentu saja yang bisa menentukan apakah aromanya cukup atau kurang. Dan semakin keatas, kwalitas daun akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.

panen di awali dengan memetik daun yang paling bawah
panen di awali dengan memetik daun yang paling bawah

a. Kwalitas A (Totol A) daun berwarna hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa mulai dipanen.

b. Kwalitas B (Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai terlihat warna kuning diantaranya

c. Kwalitas C (Totol C) daun berwarna kuning saja.

d. Kwalitas D (Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan

e. Kwalitas E (Totol E) daun berwarna merah namun masih ada semburat kuningnya

f. Kwalitas F (Totol F) daun berwarna kemerahan

g. Kwalitas G (Totol G) daun berwarna merah atau yang disebut juga mbako Srinthil (tembakau dengan kwalitas paling bagus dan berharga sangat mahal)

Sebenarnya Totol F dan G hampir sama warna daunnya yang membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari. Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus melalui proses memperamnya (biasa disebut daun imbon atau daun yang telah di imbu).

Baca Juga:  Isu Tembakau Bukan Dagangan Politik
diperam (diimbu) beberapa hari untuk mengurangi kadar air dalam daun
diperam (diimbu) beberapa hari untuk mengurangi kadar air dalam daun

Dan tiap Totol, proses memperamnya pun berbeda-beda Totol A diperam 2 hari, B diperam 3 hari,C diperam 4/5 hari,D diperam 6/7 hari,E dan F maksimal diperam 9 hari. Adapun dalam memperam itupun haruslah tepat waktu, tidak boleh berkurang ataupun berlebih karena akan menentukan kematangan dan kebusukan daun.

3. Merajang

Sekarang para petani/penggarap tembakau telah dimudahkan dengan mesin pengrajang tembakau yang super cepat. Dibandingkan dulu yang merajang dengan system manual layaknya seorang yang merajang sayur. Kini dalam semalam mesin pengrajang itu bisa menghasilkan berkwintal-kwintal tembakau rajangan

mesin pengrajang
mesin pengrajang
pisau atau gobang yang telah ditinggalkan para penggarap tembakau
pisau atau gobang yang telah ditinggalkan para penggarap tembakau

4. Mencampur dengan gula pasir

Setelah dirajang, langkah selanjutnya mencampur dengan gula pasir, rata-rata dengan perbandingan satu kwintal tembakau dicampur 10 kg gula pasir. Tujuan mencampur rajangan tembakau dengan gula  pasir adalah untuk membuat lentur rajangan tembakau hingga nanti memudahkan proses penggulungannya.

rajangan tembakau dicampur dengan gula pasir
rajangan tembakau dicampur dengan gula pasir

5. Nganjang

Nganjang adalah proses menata rajangan tembakau pada satu tempat yang dinamakan irig untuk kemudian dijemur. Perlu ketelatenan dan juga ketrampilan dalam proses ini. Karena ada cara khusus sebelum akhirnya rajangan tembakau itu tertata rapi di atas irig. Rajangan tembakau harus tetap rapi dan memanjang sehingga setelah kering mudah untuk digulung.

tani8
perlu kerapian, ketelatenan dan keseriusan pada proses ini karena rajangan tembakau harus benar-benar memanjang dan tidak terputus tiap irisannya

6. Menjemur

Dalam proses penjemuran, selain harus sering dibolak balik, para penggarap haruslah selalu waspada terhadap cuaca, jangan sampai jemuran tembakau ini terkena sedikitpun air(hujan) karena jika kehujanan rajangan tembakau itu akan membusuk, dan tembakau tidak layak jual.

tani9
cuaca panas sangat diharapkan

7. Pengembunan

Setelah dijemur dengan cukup kekeringannya, rajangan tembakau dalam irig itu ditaat dan ditaruh diudara terbuka  semalaman yang memungkinkan terkena embun pagi. Semakin dingin cuaca maka hasil rajangan tembakau itu akan semakin baik.

Baca Juga:  Rokok Mustika: Sebatang Mustika dari Sidoarjo
pengembunan
pengembunan

8. Pengepakkan (Momot)

Setelah proses pengembunan dirasa cukup, tibalah waktunya menata rajangan tembakau dan dimasukkan dalam keranjang tembakau.  Cara memasukkanpun tidak sembarang, ada beberapa langkah yang harus dilakukan penggarap, seperti menata terlebih dahulu lembaran-lembaran pelepah batang pisang kering yang nantinya digunakan sebagai penutup keranjang dan sebagainya. Adapun isi dalam satu keranjang bisa mencapai 40 sampai dengan 50 kilogram tembakau. Keranjangnya sendiri mempunyai berat kisaran 6 sampai 7 kilogram.

tatanan tembakau sebelum dimasukkan ke keranjang
tatanan tembakau sebelum dimasukkan ke keranjang
mempersiapkan keranjang
mempersiapkan keranjang
saatnya momot (memasukkan tembakau dalam keranjang)
saatnya momot (memasukkan tembakau dalam keranjang)

Setelah selesai pengepakkan barulah penggarap itu bisa menjual tembakau pada tengkulak atau menjual sendiri pada gudang-gudang penerima hasil tembakau.

siap dipasarkan/ dikirim ke gudang penerimaan hasil panen
siap dipasarkan/ dikirim ke gudang penerimaan hasil panen

Inilah sedikit gambaran betapa rumitnya mengolah tembakau. Meski begitu, petani dan penggarap khusunya yang berada di daerah Temanggung banyak yang menggantungkan kehidupannya pada hasil tanaman musiman ini. Mereka selalu berharap hasil dari panen yang hanya sekali dalam setahun ini bisa menutupi kebutuhan selama setahun. Karena jika cuaca mendukung, kemarau yang sampai berdebu, hasil panen bisa dipastikan berhasil dan mereka meraup keuntungan yang tidak sedikit.

Dengan mengulas sedikit dari jerih payah petani dan penggarap tembakau ini, ada harapan kepada pemerintah untuk memperhatikan kelanjutan hidup mereka. Karena selama ini dukungan pemerintah dirasa masih sangat minim kepada mereka. Padahal tidak bisa dipungkiri mereka telah menyumbangkan devisa yang besar pada negara.

Komunitas Kretek
Latest posts by Komunitas Kretek (see all)

Komunitas Kretek

Komunitas Asyik yang Merayakan Kretek Sebagai Budaya Nusantara