Press ESC to close

Mencicipi Tembakau Siluk, Tembakau Terbaik asal Imogiri: Beri Sensasi “Makcleng!” yang Menenangkan

Rumah Kretek Indonesia periode 2025 sudah melakukan dua kali Ekspedisi Emas Hijau. Ekspedisi pertama dilakukan di daerah Jawa Tengah, yakni Temanggung, Boyolali, dan Klaten.

Lalu, Ekspedisi kedua di daerah Jawa Timur, yakni Situbondo dan Jember. Dari dua perjalanan itu kami menyadari bahwa kami juga harus bertualang di daerah sekretariat Rumah Kretek Indonesia sendiri, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah riset dari internet, kami putuskan untuk mencari tahu tentang tembakau Siluk. Tembakau unggulan dari Imogiri, Bantul. Konon katanya tembakau ini mempunyai sensasi yang menenangkan ketika dihisap.

Ada yang bilang tembakau ini mempunyai tarikan yang berat, tapi ada juga yang bilang ringan. Di sisi lain, ada juga yang menganggap bahwa tembakau ini bukan dari Bantul, melainkan dari Gunung Kidul.

Mencoba  tembakau Siluk dari toko tembakau legendaris

Dalam rangka mengenal tembakau Siluk, kami pun memulai perjalanan dengan jajan di toko tembakau legendaris di Yogyakarta, Rabu (6/8/2025) malam WIB. Namanya Toko Wiwoho: Tembakau & Tjeroetoe, sedjak 1919. Usianya tokonya sudah seabad lebih.

Saya sendiri sudah tidak asing dengan Toko Wiwoho. Sejak 2016, saya sudah pernah belanja cerutu di sana. Toko yang terletak di Jalan Diponegoro No. 4 ini persis berada di area tugu Jogja, Pal Putih.

Tampilannya sederhana dengan nuansa vintage. Di etalase kacanya terpampang cerutu, kretek, dan tembakau. Pokoknya, semua keperluan untuk merokok, ada. Termasuk rokok yang sulit ditemui di warung Madura, apalagi Indomaret.

Tembakaunya disimpan di kaleng-kaleng dan bungkus plastik besar. Kebetulan, ketika kami sedang nanya-nanya tembakau Siluk, ada bapak-bapak bertubuh tinggi besar yang sedang membeli Siluk. Sungguh kebetulan yang pas.

Kata si bapak, tembakau Siluk itu enak. Rasanya menenangkan ketika dihisap. Selain juga memberi sensasi “mak deg” di dada dalam hisapan pertama. Meskipun tidak selalu demikian. Mengingat hal itu tergantung dari daun apa yang dipakai, apakah ketika ditanam musimnya sedang bagus, dan bagaimana petani merawat dan memprosesnya dengan baik.

Baca Juga:  Rokok Daging, Anasir Seksis dan Patriarkis dari Perokok

Tapi asal dapat kualitas tembakau yang bagus, sensasi mak deg dan halusnya terasa konsisten.

Menurut Veronica Sri Wahyuni (61), pemilik Toko Wiwoho, tembakau Siluk adalah salah satu yang terlaris. Maka, di momen itu saya juga tidak melewatkan kesempatan untuk mencobanya.

Warnanya cokelat cerah, teksturnya halus dan tipis. Tarikannya lumayan ringan, serta rasa gurih dan manisnya langsung terasa sejak hisapan pertama. Menurut penjualnya, Siluk yang saya hisap ini adalah hasil panen terbaru. Meskipun tarikannya tidak berat, sensasi menenangkan tetap terasa.

Jelajah ke ladang penghasil tembakau Siluk di Imogiri, Bantul

Kami lantas menjelajah tembakau Siluk selama dua hari; 7 dan 9 Agustus 2025. Daerah pertama yang kami datangi adalah Dusun Srunggo II.

Sekitar pukul 15.30 WIB, kami sampai di Srunggo II. Menjelajah sampai ke ladang tertingginya. Pemandangannya indah dikelilingi lanskap pegunungan Semut. Dihiasi matahari sore yang sedang cerah-cerahnya.

Di ladang tertinggi tersebut kebetulan ada petani yang tengah sibuk di ladang. Namanya Nurwiyadi (74). Kami langsung turun dan mengajaknya berbincang.

Nurwiyadi (74) petani tembakau Siluk di Imogiri Bantul MOJOK.CO
Nurwiyadi (74) petani tembakau Siluk di Imogiri Bantul. (Komunitas Kretek)

Dari obrolan itu akhirnya kami tahu, kenapa tembakau Siluk juga dianggap dari Gunung Kidul, bukan dari Bantu. Rupanya para petani mengambil bibitnya dari Gunung Kidul, baru kemudian ditanam di Bantul. Cerita lengkapnya bisa disimak dalam tulisan berikut, ” Daun Putih yang Menjadi Pulung bagi Petani Tembakau Kedu Sili (Siluk) di Dusun Srunggo II Imogiri”.

Kala hari telah surup, kami pun diajak Nurwiyadi ke rumahnya untuk mencoba tembakau Siluk yang dipanen dari tahun 2023. Jelas kami tak menolak.

Baca Juga:  Mengenal Tar, Kandungan Rokok yang Dianggap Berbahaya

Sensasi halus dan rasa yang mantap

Rumah Nurwiyadi besar, halamannya luas, berbahan kayu, khas rumah-rumah di perdesaan.

Ruang tamunya juga luas karena sepaket dengan tempat penyimpanan tembakau. Sayangnya kami datang lebih cepat. Saat itu belum panen, jadi ruangan itu kosong melompong.

Tembakau Siluk Komunitas Kretek
Tembakau Siluk di Imogiri, Bantul. (Komunitas Kretek)

Nurwiyadi lalu tembakau Siluk hasil panen 2023. Warnanya cokelat tua. Teksturnya juga halus dan tipis. Kata Nurwiyadi tembakau Siluk itu lebih nikmat jika ditabur cengkeh.

Di sini saya jadi ingat, ketika di Toko Wiwoho saya tidak menabur cengkeh ketika menghisapnya. Dan benar, ketika memakai cengkeh, rasanya jauh lebih nikmat. Perpaduan gurih, manis, dan sedikit pedas sungguh sedap.

Tembakau Siluk juga tidak memakai campuran gula. Murnian. Karena kalau memakai campuran gula justru akan merusak. Dan keotentikan itu yang dijaga serius oleh para petani.

Yang jelas, saat menghisapnya, saya pribadi merasakan ada sensasi menenangkan di otak. “Makcleng” di kepala.

Saking nikmatnya tembakau Siluk, kami pun membeli tembakau yang hasil panen 2023-nya. Setengah kilo seharga Rp100 ribu rupiah. Sebagai oleh-oleh untuk kawan-kawan di sekretariat.

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

BACA JUGA: Lahirnya Tembakau Srintil: Mitos Sunan Kudus, Trah Kemloko, hingga Pranata Mangsa

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *