Rekomendasi Rokok Cerutu Khas Indonesia

Para perokok kini sudah mulai mengincar Rokok Cerutu, selain untuk dikonsumsi pastinya beberapa menjadikan cerutu sebagai style. Berbeda dengan Sigaret Kretek atau Sigaret Putih yang menggunakan tembakau rajangan, Cerutu sendiri merupakan gulungan utuh dari daun tembakau yang sudah dikeringkan dan difermentasi.

Tembakau untuk cerutu sendiri biasa dibudidayakan secara khusus di berbagai negara seperti Kuba, Kamerun, Brasil, Republik Dominika, Honduras, Meksiko, Indonesia, Nikaragua, dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa merek Cerutu yang cukup populer dan bahkan dikenal oleh mancanegara. 

Berikut rekomendasi Cerutu khas Indonesia yang bisa kalian pilih dan coba:

Djarum Cigarillos

Rokok Cerutu yang bisa menjadi rekomendasi kalian saat ini adalah Djarum Cigarillos. Cerutu produksi PT Djarum ini memang sudah dikenal secara luas. Dengan ukuran yang mungil dan berdiameter kecil anda akan mendapatkan sensasi tarikan halus serta ringan.

Berbeda dengan Cerutu lainnya, Djarum Cigarillos menambahkan campuran cengkeh di dalamnya sehingga akan ada sensasi hangat. Cerutu Djarum Cigarillos sendiri kini dibanderol dengan harga berkisar 15 ribuan dengan isi 6 batang sebungkus.

Wismilak Premium Cigars

Wismilak Premium Cigars merupakan produk Rokok Cerutu dari PT Wismilak Inti Makmur Tbk yang didirikan pada tahun 1962 di Surabaya. Sebelum adanya produk tersebut, Wismilak juga pernah merilis beberapa jenis cerutu seperti Serutu Robusto pada tahun 2000.

Setelah itu pada tahun 2010 Wismilak Premium Cigars yang dibuat dari tembakau yang ditanam di Jawa dan Sumatera dirilis. Pada tahun 2013 Wismilak mengeluarkan versi Premium Selection dengan tiga varian yakni Corona Tube, Petit Tube, dan Robusto Tube.

Adipati

Adipati merupakan merek Cerutu pabrikan Taru Martani, perusahaan cerutu tua peninggalan Jepang. Rokok Cerutu ini cukup masyhur dikalangan masyarakat Yogyakarta dan merupakan favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan X.

Rokok Cerutu Adipati memiliki 4 varian bentuk yang bisa anda pilih yakni Panetela, Slim Panetela, Corona, dan Double Corona. Setiap varian dari Rokok Cerutu tersebut tentu memiliki rasa, ukuran, dan juga harga yang berbeda.

Kenner Bollero

Kenner Bollero merupakan merek Rokok Cerutu pabrikan Arizona di Temanggung yang bisa menjadi rekomendasi untuk kalian. Rokok Cerutu ini memiliki bentuk yang lebih gemuk dan berisi 20 batang di setiap bungkusnya.

Rokok Cerutu Kenner Bollero sendiri kini dibanderol dengan harga berkisar 40 ribuan. Selain Kenner Bollero, pabrikan asal Arizona ini juga memproduksi merek Rokok Cerutu lain yaitu Havana Extra Fine.

Mundi Victor Boheme

Mundi Victor Boheme merupakan satu-satunya produk dari Taru Martani yang memiliki bentuk torpedo. Merek ini cukup legendaris karena dirilis pada tahun 1952 dan menjadi salah satu produk unggulan dari Taru Martani.

Rokok Cerutu ini memiliki rasa yang mantap dan punya ciri khas tersendiri. Anda bisa membeli Mundi Victor Boheme dengan kisaran harga 70 ribuan dengan isi 10 batang. Selain isi 10 batang tersedia juga ukuran 5 dan 2 batang yang harganya lebih murah.

Senator

Senator adalah merek Cerutu yang dirilis pada tahun 1952, sama dengan Mundi Victor Bohem. Cerutu ini memiliki rasa yang nikmat dengan ukuran ring 38 dan panjang 10 cm model torpedo.

Senator merupakan  Cerutu satu-satunya yang diproduksi di Indonesia dengan bentuk president. Harganya yang cukup terjangkau sekitar 60 ribuan per bungkus dengan isi 10 batang ini memiliki pembakaran yang sempurna.

Ramayana

Ramayana merupakan merek Cerutu asal Jember di bawah Taru Martani yang sama dengan Adipati. Cerutu Ramayana ini memiliki tiga jenis bentuk dan juga ukuran yang bervariasi seperti Cigarillo, Corona, dan Super Corona.

Proses pembuatan yang cukup lama dengan waktu kurang lebih satu bulan hingga dapat dikonsumsi membuat Cerutu ini bisa bertahan lama. Anda dapat menyimpan rokok ini hingga belasan tahun dan rasanya akan tetap konsisten.

Demikian rekomendasi Rokok Cerutu khas Indonesia yang sudah dikenal mancanegara dan bisa kalian coba.