
Temuan jurnal Nature Medicine menyebut, jutaan kasus baru penyakit jantung dan diabetes setiap tahunnya, penyebab utamanya adalah karena minuman manis. Bukan rokok.
Penelitian ini membantah jurnal Addiction yang menghasilkan temuan bahwa merokok menjadi pemicu kematian 120.000 orang di Inggris setiap tahun. Rata-rata para perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dari yang bukan perokok dengan diagnosis penyakit jantung.
Diabtes karena Minuman Manis
Universitas Tufts di Boston yang memimpin penelitian untuk jurnal Nature Medicine menemukan bahwa sekitar 2,2 juta diagnosis baru diabetes tipe 2 dan 1,2 juta kasus baru penyakit kardiovaskular, penyebab utamanya adalah soda dan jus dengan pemanis gula.
Tingkat tertinggi penyakit ini terjadi di Kolombia, dengan persentase 48% kasus. Lalu ada Meksiko dengan hampir sepertiga kasus penyebabnya adalah produk bergula (termasuk minuman).
Sementara itu, di Amerika Latin, tercatat lebih dari 24% kasus diabetes baru terkait dengan minuman manis, 21% di Afrika sub-Sahara. 27,6% di Afrika Selatan.
Penyakit Jantung karena Minuman Manis
Banyak orang tidak sadar bahaya dari minuman manis yang berefek ke jantung. Alih-alih kampanye menjaga diri dari minuman manis, pihak antirokok malah lebih senang menyalahkan rokok.
Penelitian jurnal Nature Medicine juga didukung oleh ahli gizi yang berbasis di New Jersey, Erin Palinski-Wade, yang tidak terlibat penelitian.
Erin mengatakan, temuan itu hal yang masuk akal. Karena diet yang kaya akan gula tambahan lebih mungkin meningkatkan risiko kondisi kesehatan kronis, termasuk diabetes tipe 2.
Dalam peneltian tersebut, sama sekali tidak ada penyebutan rokok sebagai salah satu penyebab. Akan tetapi, kenapa rokok selalu tertuduh sebagai pelaku utama?
Jika Rokok Dapat Cap Berbahaya, Kenapa Gula Tidak?
Jika ternyata minuman manis seberbahaya itu, kenapa perlakuannya tidak semengerikan sebagaimana perlakuan terhadap rokok?
Bayangkan saja. Bahkan sejak kemasan, pemerintah mewajibkan pabrikan rokok memasang gambar seram sekaligus peringatan bahaya dan imbauan berhenti merokok. Belum regulasi-regulasi ketat lainnya.
Sementara untuk produk bergula yang jadi pemicu penyakit jantung dan diabetes, malah tidak tertera keterangan atau peringatan apapun.
Merujuk dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), batas konsumsi gula per hari adalah 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan. Pertanyaannya, berapa banyak orang tahu dengan saran ini? Kenapa saran ini tidak tertulis dalam produk minuman manis?
Dan dengan bukti bahwa dampak berlebih gula sangat berbahaya, kenapa pemerintah tidak aktif mengampanyekan dampak berbahaya dari gula semasif mereka kamapanye bahaya rokok?
Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang
- Pentingnya Rokok bagi Orang Madura untuk Membangun Kerukunan - 10 February 2025
- 4 Falsafah Merokok dalam Prosesi Adat Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan - 7 February 2025
- Di Suku Tengger Perempuan Merokok Tidak Distigma Negatif, Jadi Teman saat Kerja di Ladang dan Simbol Kemandirian - 6 February 2025
Leave a Reply