
Saya tahu rokok klobot itu ketika pertama kali berkunjung ke Jogja beberapa tahun silam. Kala itu saya awalnya berniat mencari cerutu di sebuah toko rokok dan tembakau. Tapi si penjual malah menawari saya rokok klobot.
Jujur, saya baru tahu ada jenis rokok seperti itu. Tidak pakai filter atau papir. Melainkan berbungkus kulit jagung.
Tanpa banyak tanya, saya langsung membelinya. Lalu langsung pergi mencari kopi joss. Sepertinya jadi perpaduan yang menarik: menikmati kopi sembari menyesap rokok berbungkus kulit jagung.
Kesan sejak hisapan pertama, ternyata rokok ini sangat berat hisapannya. Untuk orang yang baru pertama kali mencoba seperti saya, butuh tenaga besar untuk sekadar menyesap hingga mengembuskan asap.
Akan tetapi, di situ lah letak seninya rokok klobot. Hingga akhirnya, setelah mempelajari lebih jauh, saya akhirnya tahu kalau selain berat di hisapan, rokok klobot juga berat akan makna, khususnya bagi Suku Tengger kawasan Bromo, Jawa Timur.
Rokok Klobot sebagai Simbol Persaudaraan
Bagi masyarakat Suku Tengger yang tinggal di desa Argosari, Senduro, Lumajang, Jawa Timur, rokok klobot dianggap sebagai produk khas buatan tangan Suku Tengger.
Masyarakatnya menanam sendiri, dikonsumsi sendiri, dan dalam proses pembuatannya tidak terkandung satu pun bahan kimia.
Dalam prosesnya, rokok ini juga sangat kental dengan simbol persaudaraan. Suku Tengger menanamnya secara bersama-sama. Lalu pada saat panen, proses merajang hingga mengeringkan tembakaunya dilakukan secara gotong royong.
Menurut penuturan Dukun Adat Desa Argosari, rokok memiliki makna filosofis yang lekat dengan tata laku kehidupan Suku Tengger.
Klobot memiliki akronom bahasa Jawa: roso kang abot (rasa yang berat). Bukan hanya soal hisapannya, tapi mengejawantah dalam wujud rasa tenggang rasa yang begitu kuat di antara mereka.
Jembatan Penghormatan untuk Leluhur
Dalam budaya Suku Tengger, memiliki rokok tidak hanya sebagai penyambung tali persaudaraan, tetapi juga menjadi tali penghubung untuk arwah leluhur. Sebab rokok biasanya menjadi salah satu benda yang wajib ada dalam sesajen.
Salah satu ritual sesajen di sana adalah Gedang Ayu. Ritual tersebut berlangsung dengan tujuan memberikan penghormatan kepada arwah leluhur dalam bentuk pemberian atau penyediaan berbagai bahan sesaji yang digunakan oleh mendiang selama hidupnya. Nah, rokok menjadi salah satu uba rampe yang yang ada di dalamnya.
Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang
BACA JUGA: Menghisap Tembakau: Upaya Orang Jawa agar Tak Tampak “Hina” di Hadapan Bangsa Eropa
- Pentingnya Rokok bagi Orang Madura untuk Membangun Kerukunan - 10 February 2025
- 4 Falsafah Merokok dalam Prosesi Adat Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan - 7 February 2025
- Di Suku Tengger Perempuan Merokok Tidak Distigma Negatif, Jadi Teman saat Kerja di Ladang dan Simbol Kemandirian - 6 February 2025
Leave a Reply