
500 tahun yang lalu, komoditas berupa rempah-rempah dianggap sebagai simbol kemewahan. Digunakan sebagai campuran bumbu makanan hingga pengawet makanan. Salah satunya adalah cengkeh.
Rempah-rempah ini mulai mendunia karena pada beberapa abad sebelum Masehi, para saudagar dari Arab melalui Samudera Hindia melintasi Iskandariyah dan Laut Tengah, serta para pedagang Cina melalui jalur sutra melintasi Asia Tengah dan Barat, memperkenalkannya ke daratan Eropa.
Saking berharganya bagi peradaban Eropa, mereka pun tertantang untuk berlayar jauh mengambil langsung cengkeh dari tanah kelahirannya.
Awalnya memang untuk berbisnis. Namun, perlahan menjadi monopoli, hingga menjadi penjajahan atas negeri ini.
Salah satu alasan mengapa orang-orang Eropa menjajah negeri ini adalah harga rempah-rempah kelewat mahal. Bukan tanpa alasan, karena di masa perjalanan masih memakai kapal pelayaran. Jalur perdagangan teramat jauh untuk dilalui.
Dimulai dari pedagang masyarakat lokal Nusantara, lalu berpindah ke pedagang India, Cina dan Arab. Melewati sejumlah pihak dan pajak di Timur Tengah. Hingga akhirnya sampai ke distributor di Venesia–yang kemudian melepasnya ke pasar Eropa.
Karena tragedi Perang Dunia I yang menyebabkan putusnya jalur perdagangan, rempah-rempah menjadi semakin mahal. Lalu demi harga murah, orang-orang Eropa berlayar sendiri ke Nusantara. Inilah rempah-rempah yang menggoda Eropa datang untuk menjajah:
Rempah-rampah bak emas: Cengkeh (Clove)
Bernama latin syzygium aromaticum, tanaman asli dari Kepulauan Maluku ini berasal dari empat pulau gunung Maluku; Ternate, Tidore, Moti, dan Makian.
Untuk sekarang, cengkeh sudah ditanam di berbagai daerah, tidak hanya di Maluku. Misalnya di Aceh, Sumatera, Bengkulu, Lampung, Jawa, Sulawesi, dan Bali.
Manfaat cengkeh sangat banyak, itulah sebabnya rempah ini mempunyai harga yang sangat mahal. Di antaranya untuk bumbu masakan, pengawet makanan, bahkan bisa mencegah kanker, mengobati sakit maag, menurunkan kadar gula rendah, melancarkan pencernaan, hingga dapat mengusir lalat atau nyamuk.
Rempah-rempah bak emas: Pala (Nutmeg), manfaat mirip cengkeh
Bernama latin myristica fragrans, tanaman ini tersebar di Kepulauan Banda dan Maluku. Pala adalah tanaman kedua termahal setelah cengkeh. Karena manfaatnya sama banyaknya seperti cengkeh.
Manfaat dari pala adalah dapat melindungi tubuh dari radikal bebas, melindungi tubuh dari peradangan, melawan bakteri penyebab jerawat, bertindak sebagai antidepresan, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Lada Hitam (Black Pepper)
Bernama latin piper nigrum, tanaman ini tersebar di berbagai wilayah seperti Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi, Bengkulu dan Sumatra Utara.
Manfaat dari lada hitam adalah melancarkan peredaran darah, meningkatkan nafsu makan, meredakan perut kembung, keram, diare, bronkitis, mencegah kanker dan memperkuat imun tubuh.
Lada Putih (White Pepper)
Bernama latin piper nigrum, tanaman ini tersebar di berbagai wilayah seperti Bangka Belitung, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Manfaat dari lada putih adalah sebagai bumbu masak, mencegah perkembangbiakan bakteri, mencegah masalah pencernaan, mengurangi nyeri, menjaga kesehatan otak, dan menurunkan kadar kolesterol.
Kayu Manis (Cinnamon)
Bernama latin cinnamomum burmannii, tanaman ini tersebar di berbagai wilayah seperti Sumatera Barat, Jambi, Yogyakarta, Boyolali, dan Kalimantan Selatan.
Manfaat dari kayu manis adalah memperkuat kekebalan tubuh (antioksidan), menurunkan kolesterol, mengontrol gula darah, mencegah diabetes, kanker dan penuaan dini.
Jahe (Ginger)
Bernama latin zingiber officinale, tanaman ini tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Bengkulu.
Manfaat dari Jahe adalah melancarkan meredakan mual dan muntah, mengurangi peradangan, membantu pencernaan, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis. Jahe juga dapat membantu meredakan nyeri haid dan otot, serta memiliki sifat antioksidan.
Kunyit (Turmeric)
Bernama latin curcuma longa, tanaman ini tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.
Manfaat dari kunyit adalah mengandung antioksidan, mengobati gangguan pencernaan, menghilangkan gatal, penyakit kulit, mengurangi rasa nyeri, antikanker, dan membantu menyembuhkan luka.
Mengutip perkataan Presiden Prabowo Subianto, “Kita adalah bangsa yang besar”. Memang, itu sudah jelas. Tapi pemerintahnya saja tidak sadar atas kekayaan alamnya.
Bukannya mendukung sektor pertanian untuk mengembangkan rempah-rempah menjadi produk, pemerintah malah fokus nambang yang merusak lingkungan. Sedangkan sumber daya manusianya dibiarkan miskin dan bodoh.
Dan dari sekian rempah-rempah tadi, cengkeh hampir saja musnah. Pasalnya, semenjak revolusi industri, cengkeh mulai ditinggalkan. Syukurnya, bangsa yang besar ini mempunyai rokok kretek yang menyelamatkan tanaman ini dari kemusnahan.
Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang
BACA JUGA: Menghisap Tembakau: Upaya Orang Jawa agar Tak Tampak “Hina” di Hadapan Bangsa Eropa
- Hari Kretek Lebih Esensial ketimbang Hari Kebudayaan Nasional yang Ditetapkan Fadli Zon pada 17 Oktober (Hari Lahir Prabowo) - 15 July 2025
- Laki-laki Tidak Bercerita, Untung Masih Bisa Merokok hingga Mental Aman dan Tak Bunuh Diri - 14 July 2025
- Pemerintah Tak Mau Kasih Bansos ke Perokok: Rokok Dicap Biang Kemiskinan, Apa Kabar Janji 19 Juta Lapangan Pekerjaan? - 10 July 2025
Leave a Reply