Ada narasi yang beredar di masyarakat bahwa orang yang merokok itu boros. Sehingga ia tidak bisa mengumpulkan uang untuk berbagai keperluan, misal membeli mobil, rumah, atau yang lain sebagainya. Orang yang merokok selalu diidentikan sebagai orang miskin. Daripada buat beli rokok, lebih baik digunakan untuk beli keperluan yang lain. Tapi apakah benar begitu? Tentu tidak dong.
Tidak merokok dan kaya itu adalah dua hal yang berbeda. Tidak ada hubungan sebab-akibatnya. Jangan dipikir tidak merokok itu itu membuat kita kaya karena masih banyak kebutuhan lain yang mesti dipenuhi. Ada banyak orang di luar sana yang mereka merokok tapi masih bisa mencukupi berbagai keperluan, bahkan masih bisa membeli keperluan lain. Begitu pun sebaliknya, banyak di luar sana yang tidak merokok tapi untuk mencukupi kebutuhan hidup juga masih susah.
Kalau kita membicarakan mampu dan tidak mampu alias kaya atau miskin, rokok tidak bisa untuk dimasukan. Sebab yang namanya kemiskinan itu ada yang struktural dan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang membuat masyarakat tidak bisa menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Sehingga mereka tidak bisa memperbaiki hidupnya. Contoh saja petani yang tidak memiliki lahan dan alatnya sendiri.
Kemudian mengenai kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh budaya, kebiasaan dan lain sebagainya. Orang yang terjebak dalam kemiskinan kultural masuk ke dalam lingkaran setan.
Terjebak dalam Kemiskinan Struktural dan Kultural
Dua hal itulah yang menjadi penyebab kenapa seseorang tidak bisa kaya. Bukan karena rokok! Di luar sana banyak orang kaya raya yang merokok. Banyak orang yang berasal dari tingkat ekonomi yang biasa saja juga ikut merokok. Mereka merokok sebagai hiburan karena jenuh, stres menghadapi berbagai persoalan. Jadi jangan salahkan mereka kalau semisal mereka merokok. Toh mereka merokok mengunakan uangnya sendiri. Ra ngo duitmu!! Jadi ngapain kalian sewot.
Toh kembali lagi kalau semisal kita ingin kaya sudah menjadi rahasia umum bahwa manajemen keuangan menjadi prioritas. Pola pikir itu yang mesti ditanamkan. Bagaimana caranya memperbanyak penghasilan tapi sekaligus juga mempersempit pengeluaran. Dan jangan salah juga faktor keberuntungan juga bisa dimasukan. Misalkan lahir dari keluarga yang kaya juga bisa membuatmu ikut menjadi kaya.
Oh ya saya pernah menemukan sebuah guyonan di Instagram soal orang yang tidak merokok tapi tidak bisa membeli apa-apa. Ilustrasinya kurang-lebih seperti ini:
A: Kamu ngga ngerokok satu tahun bisa beli apa?
B: Ngga bisa beli apa-apa.
A: Lho ngga ngerokok, kok ngga bisa beli apa-apa. Harusnya kalau ngga ngerokok bisa beli banyak barang.
A: Lho beli rokok aja ngga kuat kok disuruh beli yang lainnya.
Sontak para penonton tertawa. Saya pun menyaksikan video itu juga tertawa terbahak-bahak. Wkwkwkwk. Iya juga, ya. Batin saya seperti itu.
- Kita Harus Menghentikan Upaya Penghancuran Kretek - 5 December 2024
- 3 Hal Sederhana yang Bikin Perokok Kesal - 2 December 2024
- Untuk Pemerintah Daerah Baru Nantinya Jangan Keliru Ambil Kebijakan terhadap Industri Hasil Tembakau - 1 December 2024
Leave a Reply