Press ESC to close

Laki-laki Perlu Belajar dari Perempuan Soal Menjadi Perokok Santun

Dalam urusan merokok, laki-laki sudah seharusnya belajar menjadi perokok santun dari perempuan perokok.

***

Rokok tidak mempunyai jenis kelamin. Rokok, khususnya kretek, adalah milik semua kalangan.

Jadi, tidak ada yang salah dengan perempuan merokok. Dan sebetulnya, laki-laki perlu belajar banyak soal merokok dari perempuan, salah satunya menjadi perokok santun.

Perempuan perokok banyak yang jadi perokok santun

Mengisap rokok walaupun bukan tindakan ilegal, pada prinsipnya tetap harus mampu pula menghormati hak orang lain. Itulah sebabnya Komunitas Kretek sering mengedukasi mengenai pentingnya menjadi perokok santun.

Menjadi perokok santun itu sederhana, tidak repot untuk menjalaninya, di antaranya: tidak merokok dekat anak di bawah umur, dekat ibu hamil, tidak merokok di tempat yang dilarang, merokok, dan tidak merokok sambil berkendara.

Dan percayalah merokok dengan santun juga lebih nikmat karena tidak akan berkonflik dengan orang yang nggak merokok. Sialnya, kiat-kiat menjadi perokok santun itu banyak sekali dilanggar oleh kaum Adam.

Jujur, saya sendiri belum pernah melihat perempuan merokok sambil berkendara. Tentu ini pengalaman saya. Tidak perlu menjadi patokan. Namun yang pasti kita perlu mengakui bahwa memang mayoritas laki-laki yang merokok itu tidak santun.

Banyak laki-laki bodo amat dengan etika perokok santun. Misalnya, apa nikmatnya merokok sambil berkendara. Angin besar, dan sekar rokoknya berbahaya bagi pengendara di belakangnya.

Baca Juga:  Vape Bukan Produk yang Menjamin Anda jadi Lebih Sehat

Jadi, selain tidak nikmat, itu juga berpotensi mencelakai orang. Dalam hal ini, saya mengajak kaum Adam untuk introspeksi. Diakui atau tidak, pelaku paling banyaknya adalah laki-laki.

Sialnya lagi, sudah kalah dari perempuan soal jadi perokok santun, banyak dari laki-laki juga mengutuk perempuan yang merokok–dengan melanggengkan stereotip buruk tentang perempuan yang merokok.

Perempuan memegang peran penting di industri kretek

Saya tidak meminta atau bahkan menyuruh perempuan merokok! Tapi saya mengesalkan masyarakat kita yang masih diskriminatif terhadap perempuan yang merokok. Tidak merokok saja sudah banyak hal yang mengekang perempuan.

Mari kita kilas balik ke era Kerajaan Mataram Islam, ada sosok perempuan jelita yang lewat jualan rokok. Seorang perempuan yang juga merokok melakukan perlawanan terhadap praktik poligami.

Sosok perempuan jelita tersebut  bernama Rara Mendut. Nasib sialnya dijadikan hadiah perang bisa ia lawan dengan cara merokok dan berjualan.

Masuk ke masa modern, perempuan di industri rokok adalah pionir dalam sejarah budaya kretek. Industri kretek sebagai sektor padat karya, sejak era kemunculannya telah diisi oleh tangan-tangan kreatif dari kaum Roro Mendut hingga hari ini.

Para pekerja perempuan yang disebut sebagai buruh linting SKT (Sigaret Kretek Tangan) ini, berperan aktif memberi sumbangsih bagi ekonomi keluarga juga negara.

Tak hanya di pabrik, pada budaya kretek kita bisa temukan di ladang-ladang tembakau para ibu turut ambil peran dalam upaya mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan semangat jihad untuk keluarga, para ibu melakukan kegiatan yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan khusus. Demikian pula di hilir industri, banyak pekerja promosi maupun ritel yang bergantung dari roda ekonomi Industri Hasil tembakau (IHT).

Baca Juga:  Gus Dur Sang Pahlawan Petani Cengkeh

Perempuan yang bekerja di sektor tembakau banyak yang berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Banyak di antaranya mengaku bahwa dari bekerja di IHT, ekonomi keluarga menjadi terbantu, perekonomian membaik, bisa menyekolahkan anak dan saudara, membeli kendaraan, dan memperbaiki rumah.

Maka dari itu, jangan sekali-kali meremehkan perempuan di industri kretek, baik sebagai pekerja maupun konsumen. Mereka punya peran yang sangat penting.

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang

BACA JUGA: Pabrik Rokok Jadi Tempat Para Janda dan Perempuan Tua Mencari Rupiah, Jadi Pahlawan Keluarga dan Negara

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *