Press ESC to close

Perokok Perempuan Juga Bisa Santun Dalam Merokok

Perempuan, apa yang terpintas di pikiran Anda ketika mendengar kata perempuan? Makhluk lemah lembut pengurus rumah tangga? Jujur saja pasti itu yang terlintas pada kebanyakan orang, tidak salah memang, tetapi mari belajar sedikit tentang perempuan. Kata perempuan berasal dari kata dasar empu yang berarti “tuan” atau orang yang mahir/berkuasa, terdapat makna yang cukup dalam bahwa perempuan memiliki penuh hak atas dirinya, menjadi pemegang kendali total serta tuan atas dirinya, mungkin atas dasar pemahaman inilah perempuan – perempuan modern jaman sekarang merasa memegang penuh kendali terhadap dirinya sendiri.

Mari angkat sedikit realita yang agak mengganggu stigma orang-orang tentang perempuan dan rokok. Perempuan dan rokok di era seperti sekarang ini bukanlah hal yang jarang kita lihat sehari-hari, cukup pergi ke mall-mall ternama, atau kafe-kafe yang instagramable ( bahasa anak jaman sekarang ) mereka terlihat sedang bersenda gurau dengan teman temannya, memadu kasih dengan pasangannya, atau hanya duduk terdiam menatap layar gadget, bisa kita lihat sebatang rokok terselip di antara jari-jari lentiknya, namun tak sedikit yang beranggapan bahwa perempuan perokok adalah perempuan nakal, perokok perempuan adalah perempuan yang tidak benar, stigma negatif itu muncul tanpa tahu alasan perempuan menjadi perokok.

Saya memiliki beberapa teman perokok perempuan dan secara tidak langsung mereka mematahkan stigma serta tanggapan negatif orang-orang di sekitar tentang perempuan yang merokok, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam mematahkan stigma buruk terhadap para perokok perempuan. Yuk kita simak.

Ibu Hamil dan Anak-anak

Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok. Apalagi ternyata yang merokok adalah perempuan, mungkin akan menjadi sangat terganggu karena sesama perempuan seharusnya bisa saling menghargai hak-haknya dan mengerti bahwa suatu saat mereka pun akan menjadi ibu hamil.

Baca Juga:  Ancaman Perda KTR Yogyakarta dan Alasan Mengapa Semua Itu Tidak Bakal Efektif

Merokok di depan anak kecil tentu sedikit banyak akan berdampak bagi anak tersebut, baik dari asapnya yang dapat mengganggu kesehatan atau tindakannya yang dapat dicontoh karena anak kecil mudah belajar dari apa yang mereka lihat, lagipun secara fisik mereka terbilang rentan.

Jangan Sok / Pamer.

Sudah menjadi hal lumrah bagi para perempuan memamerkan hal yang bisa mereka banggakan, tapi ingat, perempuan dan rokok bukanlah hal yang bisa disembarangkan untuk dipamerkan, salah sedikit bukannya mengurangi, justru akan menambah stigma negatif orang orang sekitar karena akan terlihat sok pamer dan terkesan “banyak gaya”, merokoklah sebagaimana wajarnya perokok dan tetap terlihat anggun sebagai perempuan.

Jangan Malu.

Mungkin tidak banyak perokok perempuan yang justru merasa minder dan malu menjadi perokok, apalagi berada di tengah-tengah para perokok lainnya, menjadi perokok itu bukanlah kesalahan tetapi sebuah pilihan. Perlu diketahui banyak para aktris Hollywood yang juga seorang perokok seperti Kristen Stewart (pemeran Twilight), Rihanna ( penyanyi), dan Adele (penyanyi), di beberapa kesempatan dan acara tertentu mereka tanpa ragu menunjukan bahwa mereka adalah seorang perokok.

Jadilah Perokok Santun

Menjadi perokok santun terbilang mudah, contohnya adalah dengan tidak merokok di dalam angkutan umum, melihat pria yang merokok di dalam angkutan umum saja terkadang sudah membuat risih. Belajarlah memahami, kapan dan di mana bisa menikmati rokok dengan tidak menghembuskan asap rokok ke sembarang tempat. Karena sadar asap rokok dapat berisiko menggangu orang lain saja sudah cukup untuk menjadi perokok yang santun.

Baca Juga:  Bima Arya Menyiksa Perokok tapi Main Film yang Disponsori Rokok

Lalu adakah yang salah dengan perempuan perokok? Menurut saya tidak ada, yang salah adalah pola pikir dari orang orang yang melihatnya.Perempuan di era seperti sekarang ini dituntut untuk mampu bersaing dengan pria, lalu kenapa ketika perempuan menjadi perokok selalu ada stigma negatif  tentang mereka? Dan akan menjadi wajar-wajar saja ketika yang menjadi perokok adalah pria, seakan sudah menjadi hal yang sangat lumrah melihat pria dengan rokok.

Mari berbicara fakta, seberapa sering kita melihat perempuan yang menikmati rokoknya di dalam angkutan umum? Seberapa sering kita melihat perempuan menikmati rokoknya saat berkendara. Jawabannya pasti lebih sering kita melihat pria yang melakukannya. Lalu kenapa stigma negatif itu selalu menempel selalu ada padahal pada kenyataanya perempuanlah yang lebih santun dan elegan jika dikaitkan secara langsung dengan rokok.

Perempuan perokok bukanlah sebuah keanehan yang patut untuk selalu mendapatkan stigma negatif, ditangan perempuan yang tepat, rokok bisa menambah nilai keanggunan dan elegan.