Kata anti rokok harga rokok di Indonesia masih tergolong murah. Mereka mengatakan bahwa rokok di Indonesia harus dibuat mahal. Bahkan kalau bisa ratusan ribu untuk satu bungkus rokok layaknya di luar negeri yang aturan pengendalian tembakaunya sangat ketat. Sungguh keterlaluan. Perlu kita tahu saat ini harga rokok di Indonesia itu sudah tidak masuk akal. Sudah terlampaui mahal!! Ingat itu.
Satu bungkus rokok, sebut saja seperti Marlboro harganya sudah ada yang Rp50.000. Rokok-rokok lain pun seperti Surya Gudang Garam, Djarum Super juga sudah mencapai Rp36.000 untuk satu bungkus isi 16 batang. Padahal 10 tahun yang lalu harganya masih Rp15.000.
Sebenarnya mengenai mahal atau murah suatu barang itu relatif. Masing-masing orang memiliki tolak ukurnya. Tapi untuk harga rokok nyaris semua perokok mengatakan bahwa harga rokok di Indonesia itu mahal.
Kenapa begitu? Sekarang begini rata-rata upah yang diterima oleh masyarakat Indonesia itu hanya berkisar 2-3 juta saja. Upah segitu untuk membeli rokok yang harganya Rp30.000 misalnya ya tidak cukup. Karena masih banyak kebutuhan lain yang mesti dibereskan. Sehingga para perokok menyiasati dengan membeli rokok yang harganya masih Rp10.000-Rp15.000.
Harga Rokok Memang Mahal di Indonesia
Perlu kita ketahui bahwa harga rokok yang mahal itu yang paling diuntungkan bukan pengusaha alias pemilik brand rokok tertentu. Melainkan negara. Negara dijamin kaya raya atas harga rokok yang makin mahal. Bayangkan setiap satu batang rokok, perokok menyumbangkan cukainya sekitar 60% untuk rokok Golongan 1. Jadi antara cukai dengan ongkos produksi itu jauh lebih mahal cukainya.
Lalu berapa harga ideal suatu rokok? Kalau dilihat-lihat harga rokok idealnya seharga Rp10.000 – Rp25.000. Itu lebih masuk akal dengan kondisi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Tapi kan di luar negeri harga rokok sudah ratusan ribu? Mungkin akan ada yang membantah seperti itu. Perlu diterangkan kalau luar negeri itu pendapatannya juga tidak lagi satu digit. Melainkan 2 digit, bahkan ada yang lebih. Jadi wajar kalau harga rokoknya juga ratusan ribu. Sedangkan kalau di Indonesia kan pendapatan masyarakat masih rendah. Logikanya gimana kalau pendapatannya sudah rendah tapi harga rokoknya mahal.
Harga rokok yang mahal ini justru menjadi bumerang bagi pemerintah. Sebab akan ada banyak rokok ilegal yang beredar. Sehingga target negara bisa jadi tidak akan tercapai. Kalau sudah begitu pemerintah berarti gagal menentukan target bahwa harga rokok mahal adalah untuk mengurangi prevalensi perokok, tapi fakta di lapangan perokok masih tetap banyak.
- Kita Harus Menghentikan Upaya Penghancuran Kretek - 5 December 2024
- 3 Hal Sederhana yang Bikin Perokok Kesal - 2 December 2024
- Untuk Pemerintah Daerah Baru Nantinya Jangan Keliru Ambil Kebijakan terhadap Industri Hasil Tembakau - 1 December 2024
Leave a Reply