Jika kita mengamati fenomena soal rokok banyak hal yang lekas bergeser. Salah satunya adalah fenomena mengenai Djarum Super dan Surya Gudang Garam. Dulu, sekitar 7-10 yang lalu dua rokok ini dianggap sebagai rokok kuli. Rokok kuli adalah rokok yang disuguhkan kepada kuli atau tukang yang sedang menggarap bangunan entah rumah atau yang lain sebagainya.
Anggapan itu muncul karena memang kebanyakan para kuli rokoknya ya kalau tidak Surya Gudang Garam ya Djarum Super. Kenapa hanya dua rokok itu? Karena boleh jadi dua rokok itu yang dulu menghiasi etalase-etalase warung-warung perdesaan dan juga untuk membelinya relatif mudah. Di nyaris semua daerah yang ada di Indonesia menyediakan rokok ini. Tidak seperti rokok-rokok eksklusif yang hanya daerah tertentu saja yang menyediakan.
Berhubung aksesnya mudah maka tak ayal jika para perokok memilih Surya Gudang Garam atau Djarum Super. Boleh dibilang juga dua rokok ini cenderung disukai oleh semua perokok. Nyaris semua mulut perokok cocok dengan rokok ini.
Dulu Rokok Kuli, Sekarang Bergengsi
Bahkan sebenarnya kedua rokok ini tidak hanya diperuntukan untuk kuli saja. Melainkan menjadi suguhan saat acara-acara seperti nikahan, tahlilan, syukuran, kerja bakti desa, dan lain sebagainya. Setiap acara akan terasa lebih lengkap ketika ada suguhan rokoknya. Merek yang dipilih biasanya Surya dan Djarum Super. Bahkan di banyak tongkrongan berbagai kelas, kedua rokok ini seolah rival. Ada kubu antara rokok Surya Gudang Garam dan Djarum Super. Karena sekali lagi, akses untuk rokok ini dulu relatif mudah.
Tapi lambat laun citra Gudang Garam dan Djarum Super yang dulu dianggap rokok biasa saja, bisa mudah diakses, rokok kuli, kini menjadi berubah. Kedua rokok itu menjadi rokok dengan kelas bergengsi. Siapa pun yang membawa rokok ini seolah sudah dianggap memiliki taraf ekonomi yang mapan. Berasal dari orang menengah ke atas.
Bahkan antara Surya Gudang Garam dan Djarum Super, kini keduanya menjadi rokok untuk self reward bagi setiap kretekus. Ketika habis gajian misalnya yang biasanya rokoknya golongan 3 kemudian menghadiahi dirinya sendiri dengan membeli Surya Gudang Garam atau Djarum Super.
Kenapa citra keduanya kini menjadi berbeda? Tidak lain dan tidak bukan karena faktor kenaikan cukai rokok secara terus-menerus. Setiap tahunnya pemerintah selalu menaikan cukai rokok yang rata-rata kenaikannya adalah 10%. Hal ini membuat harga rokok terutama Golongan 1 naik drastis. Misal pada tahu 2014 harga rokok Surya hanya sekitar Rp. 15.000 tapi pada tahun 2024 harganya sudah mencapai Rp.36.000. Sungguh kenaikan yang tidak masuk akal.
Oleh karena itu, citra Gudang Garam Surya dan Djarum Super yang dulu dianggap sebagai rokok kuli kini telah berubah menjadi rokok bergengsi. Tidak lagi semua orang bisa mengaksesnya secara mudah karena harganya yang sudah terlewat batas. Kini orang-orang pada umumnya biasa menghisap rokok-rokok Golongan 2 atau 3. Tingwe juga sekarang telah menjamur dimana-mana.
- Kita Harus Menghentikan Upaya Penghancuran Kretek - 5 December 2024
- 3 Hal Sederhana yang Bikin Perokok Kesal - 2 December 2024
- Untuk Pemerintah Daerah Baru Nantinya Jangan Keliru Ambil Kebijakan terhadap Industri Hasil Tembakau - 1 December 2024
Leave a Reply