
Selama ini rokok kerap dituding jadi penyebab kemiskinan. Padahal, industri hasil tembakau seperti pabrik rokok sering membuka lowongan kerja sebagai buruh pabrik rokok dengan jaminan hidup sejahtera.
***
Berbagai upaya pemusnahan industri hasil tembakau (IHT) dari bumi Indonesia sangat masif dilakukan oleh pihak antirokok dan orang-orang farmasi. Dari kampanye berhenti merokok, kampanye agar petani beralih tanaman, narasi rokok merusak kesehatan, kompas moral, narasi rokok penyebab kemiskinan, dan bahkan membuat peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
Kalau memang produk tembakau sehina itu, kenapa tidak dibumihanguskan sejak lama?
Narasi tak adil bagi tembakau
Sudah jelas studi WHO menyebut bahwa penyebab utama penyakit kanker adalah asap pabrik dan kendaraan. Tapi rokok dituding jadi penyebab tunggal.
Dalam hal ini, antirokok kelewat sibuk mencela industri hasil tembakau. Tapi luput merespons polusi udara yang disebabkan oleh pabrik dan transportasi umum.
Antirokok sibuk mendesak petani tembakau berganti tanaman. Padahal, tidak setiap tanaman cocok di suatu daerah. Ada daerah yang memang hanya cocok menanam tembakau.
Antirokok menuding rokok sebagai penyebab kemiskinan. Seolah-olah kalau tidak mau miskin, cukup dengan tidak beli rokok. Tapi luput menyorot kasus korupsi hingga minimnya lapangan pekerjaan.
Jika tembakau musnah dari Indonesia
Atas segala serangan tersebut, kemusnahan industri hasil tembakau dari bumi Indonesia jelas saja akan menjadi hari raya bagi para antirokok. Tujuan mereka akhirnya tercapai, dalih kesehatan yang mereka gadang-gadang akhirnya terwujud.
Namun, yang paling pasti, mata pencaharian para petani tembakau terancam.
Selama ini, industri hasil tembakau membuka banyak peluang kerja dengan syarat amat mudah, di tengah minimnya lapangan kerja yang disediakan pemerintah. Itu pun dengan syarat yang maca-macam.
Di tengah itu, buruh rokok menjadi opsi karena kerja tak perlu ijazah, tak ada batasan usia, dan yang terpenting gaji di atas UMR.
Selain itu, menjadi buruh pabrik rokok adalah oase di tengah sulitnya perempuan mencari pekerjaan dengan berbagai batasan. Karena industri hasil tembakau paling banyak menyerap tenaga kerja perempuan.
Maka, tidak relevan jika ada data menyebut rokok jadi penyebab kemiskinan. Sebab kenyatannya, pabrik rokok lah yang membantu masyarakat agar tidak terjerat dalam kemiskinan.
Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang
BACA JUGA: Tembakau Bisa Jadi Pestisida Efektif, Tapi Sial Pemerintah Terus Menganggapnya Tanaman Berbahaya
Leave a Reply