Press ESC to close

Tidak Becus Jadi Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin Kok Ngebet Jadi Menteri Lagi?

Kalian tahu nggak kalau Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sebelumnya tidak punya pengalaman di bidang kesehatan? Karena ketika kita melacaknya Ia merupakan lulusan Fisika Nuklir ITB. Kemudian dirinya lekas berkarier di ranah perbankan dan kemudian Jokowi melantiknya menjadi Menteri Kesehatan. 

Nggak habis pikir kenapa dulu Mulyono, eh Jokowi memilihnya jadi Menteri Kesehatan. Karena ini bahaya. Sebab ada salah satu ungkapan, lebih tepatnya dari suatu hadis bahwa “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” Apalagi ini urusan kesehatan pula. 

Dan ternyata benar. Sejak rezim Budi Gunadi Sadikin memimpin Kementerian Kesehatan banyak sekali permasalahan di bidang kesehatan yang terjadi. Dari mulai gagalnya penanganan gagal ginjal, bahkan dirinya mengakui pernah gagal menjadi Menkes karena banyak orang Indonesia yang berobat ke Malaysia, hingga lepas tangan dalam urusan pasien anak cuci darah. 

Masih banyak lagi sebenarnya masalah kesehatan di Indonesia yang tidak sanggup Budi atasi. Alias dirinya gagal menjadi menteri kesehatan. Ya karena memang dia tidak punya kompetensi yang cukup karena sebelumnya tidak punya.

Baca Juga:  Menteri Kesehatan adalah Hama Bagi Industri Hasil Tembakau

Budi Gunadi Sadikin yang Hobi Intervensi Industri Hasil Tembakau

Dalam kaitannya dengan Industri Hasil Tembakau, dirinya juga terus melakukan intervensi. Dari mulai membuat PP Nomor 28 Tahun 2024 yang menuai banyak polemik dari pihak pemerintah sendiri hingga masyarakat tapi malah kemudian disahkan. Bahkan belakangan Kemenkes sedang menyusun Rancangan Permenkes yang sebagian pasalnya mengatur soal kemasan bungkus polos. Inilah “kiamat” yang terjadi bagi Indonesia khususnya ranah IHT. 

Bahkan pemerintah melalui DPR hingga kementerian lain mengkritisi aturan yang diusung oleh Budi itu. Banyak pasal di ranah pertembakauan yang itu merupakan tanggungjawab kementerian lain, misal dalam urusan perindustrian atau perdagangan, tapi oleh Budi malah dicampuri. 

Kalau kita coba telisik, aturan itu dibuat dengan rentang waktu yang singkat. Alias terburu-buru. Tanpa melibatkan pihak terkait. Bahkan pernah ada statement dari Budi yang mengatakan bahwa aturan itu dirancang sebagai bagian dari tanggungjawab di masa-masa akhir dirinya menjadi Menteri Kesehatan. 

Kita patut curiga justru upaya Budi itu adalah ia ingin menunjukan sikap sok kompetennya alias cari perhatian (caper) di mata Prabowo-Gibran. Karena ada isu bahwa Budi akan dipilih menjadi Menteri Keuangan di era Prabowo-Gibran. Dia masih ngebet jadi menteri lagi. 

Baca Juga:  Kenapa Jokowi Bisa Selip Lidah Soal Rokok?

Tapi akan sangat keliru kalau Prabowo-Gibran memilihnya menjadi Menteri Keuangan. Lha wong ngurusi kesehatan saja gagal. Sampai-sampai menunggangi urusan tembakau untuk bisa menduduki jabatan Menteri Keuangan. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *