Press ESC to close

Dear Andi Arief, Rokok itu Menenangkan, Narkoba Tidak!

Menjelang pemilihan umum dan presiden yang dihelat pada April mendatang, suhu politik di Indonesia kian memanas. Berbagai manuver, gerakan hingga akrobat politik terus dilakukan oleh para tim sukses baik calon dari Joko Widodo-Ma’ruf Amin atau Prabowo-Sandi. Perdebatan antara tim sukses kedua pihak bahkan menjadi pemandangan sehari-hari public di tanah air.

Beberapa hari lagi menjelang pemilihan itu tiba, tim sukses pasangan Prabowo-Sandi ketiban sial. Salah satu politisi dari Partai Demokrat yang menjadi pengusung mereka, Andi Arief ditangkap oleh polisi di salah satu hotel di bilangan Jakarta karena diduga mengkonsumsi narkotika. Penangkapan itu terus-menerus diberitakan oleh media dan menjadi sorotan khusus dalam beberapa hari terakhir.

Bukan hanya isu tentang penggunaan narkotika oleh Andi Arief, ia juga didera berbagai rumor-rumor receh seperti dikabarkan ditangkap berdua bersama seorang wanita di kamar hotel. Meski kabar tersebut dibantah oleh pihak kepolisian, namun foto adanya sebuah kondom di meja kamar hotelnya sudah terlanjur viral di dunia maya. Akan tetap bukan Andie Arif jika tak kontroversial, setelah dikutuk oleh netizen akibat penangkapan tersebut, ia malah justru dilepaskan oleh polisi. Alhasil, beberapa penonton pun kecewa.

Andi Arief memang boleh saja dibebaskan, tapi foto-foto penangkapannya hingga penahanannya di sebuah sel sudah terlanjur abadi di dunia maya. Beredar di grup Whatsapp, jadi kaver berbagai media online, hingga banyaknya meme yang beredar. Akibat jadi viral sesaat dan dicecar berbagai pertanyaan oleh polisi, Andi Arief diduga stress.

Baca Juga:  Menyikapi April Mop ala Kretekus

Maklum memang, siapapun yang berada dalam kondisi eks Aktivis Partai Rakyat Demokratik itu pasti akan merasakan guncangan jiwa yang dahsyat. Dalam kondisi tersebut memang kadar nikotin dalam sebatang rokok jadi kekasih yang mesra. Apalagi Andi Arief diketahui juga merupakan seorang perokok. Tentu rokok itu akan dihisap agar dirinya bisa rileks, persis seperti apa yang dilakukan banyak perokok lainnya.

Sebuah penelitian juga membuktikan bahwa Nikotin bisa membantu merangsang otak dan membuat otak lebih tenang. Kondisi serupa juga pernah dilakukan oleh bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat.  Agar ia tak stress dengan kekalahannya pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat beberapa waktu lalu, ia memilih untuk bersantai di kediamannya dan menghisap rokok. Djarot mengakui bahwa cara tersebut sukses meringankan pikirannya.

Lagian juga jika Andi Arief benar-benar ditetapkan sebagai terdakwa karena terbukti menggunaan narkotika, tentu barang haram tersebut tak bisa ia gunakan lagi. Sudahlah Andi Arief, merokok itu bukan aktivitas yang haram kok. Rokok juga barang legal yang produknya tentu bisa dibeli dimana-mana (asal cukup umur). Coba kalau beli narkotika, mau beli saja anda sudah bisa dipastikan deg-degan terlebih dahulu.

Baca Juga:  Pemanfaatan Nikotin pada Tembakau di Nusantara Sudah Lebih Dulu Dipraktekkan

Menikmati rokok di Indonesia juga tak sulit kok, banyak tempat yang diperbolehkan. Tentu berbeda dengan narkotika, ya kalau punya uang banyak harus sewa hotel berkelas dulu biar aman, kalau kaum ekonomi rendah mungkin harus ngumpet-ngumpet. Apalagi, teman sepengguna narkotika juga suatu saat bisa menjadi cepu dan melaporkan anda, sebaliknya teman ngerokok justru bisa berbagi keceriaan sambil menikmati satu kopi hangat bersama-sama. Indah bukan?

Terakhir, ada komentar menarik yang diutarakan oleh pengacara dari Andie Arif, Dedi Yahya bilang bahwa gara-gara rokok kesehatannya kliennya jadi drop. Ada-ada saja kamu, gara-gara popularitasnya, penangkapan, serta terlalu sibuk main twitter justru yang bikin Andi Arief jadi ngedrop! Huft!

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta