Press ESC to close

Puntung Rokok Jemaah Haji Kerap Dihimbau Otoritas

Merokok bagi jemaah haji yang sedang beribadah haji bukanlah perbuatan ilegal. Seperti juga di Indonesia, ada tempat-tempat yang sudah diatur sesuai ketentuan. Untuk itu, merokok pada tempatnya haruslah menjadi perhatian bagi perokok, pula perkara puntung rokok. Jemaah haji asal Indonesia dihimbau otoritas terkait hal itu.

Aktivitas merokok sebagai sebuah pilihan dewasa, ini tentu saja menjadi sarana rekreatif. Memberi rasa rileks. Bahkan, menjadi kegiatan pengisi jeda. Sementara, dari aspek sosial, sebagian besar perokok menjadikan rokok sebagai sarana perekat sosial.

Tidaklah berlebihan, jika masih kita temukan beberapa tradisi yang menjadikan rokok sebagai suguhan. Di keseharian masyarakat muda, dan bagi mereka yang perokok, kerap menempatkan rokok sebagai simbol pergaulan. Ini sudah menjadi hal lumrah di manapun.

Demikian halnya bagi para jemaah haji asal Indonesia yang sedang berada di tanah suci. Setiap tahun, ketika musim haji, para jemaah yang berangkat ke tanah suci akan membawa beberapa persiapan.

Tentu saja yang paling utama adalah kesiapan fisik dan mental. Status kesehatan jemaah yang diberangkatkan harus sudah dinyatakan memenuhi syarat. Sekalipun itu memiliki kebiasaan merokok. Para jemaah sudah dipastikan dalam kondisi sehat.

Bagi para jemaah haji yang perokok, biasanya akan membawa perbekalan rokok. Perihal membawa perbekalan selama bermukim di tanah suci. Hal itu sudah menjadi bagian dari sejarah haji. Hanya saja, makna perbekalan di era modern ini sudah terfasilitasi dan lebih praktis.

Namun, perkara membawa rokok dari negeri asal yang dikenal memiliki rokok khas bernama kretek, ini satu hal yang sudah membudaya. Perihal bawaan ini juga ada aturan pembatasannya. Para jemaah hanya diperbolehkan membawa 200 batang saja, atau sekitar 2 slop.

Baca Juga:  Harga Rokok Naik, Ahli Kesehatan Tetap tak Puas

Sekali lagi, membawa perbekalan berupa rokok kretek ini sudah menjadi hal yang lumrah. Beberapa alasan umunya adalah karena harga rokok di Arab Saudi tidaklah murah. Selain itu, jenis rokok kegemaran para jemaah belum tentu tersedia di lokasi menginap.

Informasi ini saya ketahui dari cerita beberapa kerabat yang pernah menunaikan ibadah haji. Adapula dari para jemaah yang diminta sanak saudaranya untuk membawakan rokok khas Indonesia.

Perkara merokok orang Indonesia yang dikenal hebat inilah yang kemudian menjadi perhatian. Bukan apa-apa, pihak otoritas yang bertugas secara khsusus di lokasi berhaji biasanya kerap mendapati jemaah asal Indonesia yang merokok sembarangan. Artinya, tidak memahami mana tempat yang diperbolehkan.

Ditambah lagi, terkadang iya ada satu-dua perokok yang berlaku sembrono membuang puntung rokok tidak pada tempatnya. Ditambah lagi, pada waktu yang lalu, ada kejadian mengejutkan bersumber dari pembuangan sampah area Hotel Makarem Diyafah Nomor 509, Misfalah-Makkah.

Kejadian itulah yang menjadi pemberitaan di media beberapa waktu lalu. Terkait kejadian itu, pihak otoritas tak bosan mengingatkan kepada para jemaah yang merokok untuk membuang puntung pada tempatnya. Mengingat potensi dari puntung yang masih menyala ini tidak dapat disepelekan. Mengundang bahaya.

Hal senada terkait himbauan untuk membuang puntung pada tempatnya dalam keadaan mati juga dikampanyekan Komunitas Kretek. Himbauan ini sejurus dengan semangat perokok santun yang menjadi asas kesadaran perokok.

Baca Juga:  Nicotine War dan Ramalan Tentang Perebutan Tembakau

Asas perokok santun tidak hanya perkara puntung saja. Termasuk halnya untuk tidak merokok di tempat yang dilarang. Apalagi di dekat ibu hamil serta anak kecil, merokok di dekat golongan rentan ini tidaklah dibenarkan. Termasuk halnya merokok saat berkendara.

Memang masih kita temukan beberapa perokok bandel yang mengabaikan kesadaran tersebut. Untuk itu, tidaklah berelebihan jika di beberapa tulisan maupun konten Komunitas Kretek tiada henti mengingatkan asas kesantunan sebagai perokok.

Apalagi halnya menyangkut puntung rokok. Benda kecil ini sangat sering menjadi kambing hitam dari perkara kebakaran yang terjadi. Terlalu mudah memang untuk menjadikan benda kecil itu sebagai pencetus kebakaran. Makanya, kerap berulang juga kita mengingatkan hal yang sama untuk tidak membuang puntung dalam keadaaan masih ada baranya.

Tentu saja kita mengapresiasi para petugas di Arab Saudi yang tidak kenal jemu memberi perhatian serta himbauan. Mengingat lagi, ya memang perokok asal Indonesia ini dikenal hebat dan perlu pendekatan khusus. Sungguh, itu merupakan upaya yang patut diapresiasi. 

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *