Press ESC to close

Kabar Baik dari Gudang Tembakau di Temanggung

Pihak gudang tembakau belakangan ini menambah kuota pembelian tembakau dari petani. Di Temanggung, terdapat dua gudang yang merupakan representasi dari PT Djarum dan Gudang Garam. Inilah kabar baik dari kondisi yang tengah dialami petani di masa krisis.

Tidaklah berlebihan, jika kabar baik ini tak lepas dari peran pemerintah dan pabrikan yang bersinergi mengatasi persoalan petani dan tembakau. Sebagaimana yang pernah kita soroti melalui beberapa tulisan sebelumnya. Petani banyak yang mengeluhkan hasil panen yang menumpuk lantaran pabrikan melakukan pembatasan kuota.

Di beberapa daerah terjadi pula amuk yang dilakukan petani dengan membakar hasil panen. Kondisi itu lantaran belum dibukanya beberapa gudang pembelian tembakau oleh pabrikan. Didorong pula oleh murahnya harga tembakau di tangan tengkulak.

Bagi para petani, ketimbang menjual dengan harga murah dan tidak bisa menutup utang, sekalian saja dibakar biar negara ini melihat kondisi yang mereka ciptakan. Jika saja tahun lalu pemerintah tidak menaikkan tarif cukai setinggi 23%, tentu hal itu tidak akan terjadi.

Jauh sebelum itu Gubernur Ganjar Pranowo pula telah melakukan tinjauan ke beberapa gudang. Dengan tujuan untuk memastikan terserapnya semua hasil panen tembakau dari petani. Upaya ini tentu satu langkah yang patut diapresiasi.

Baca Juga:  Penggabungan Batas Produksi Rokok Berpotensi Menggeser Konsumen Rokok Dalam Negeri

Terkait adanya kepedulian dari pihak pemerintah daerah dalam mengangkat nasib petani pada kondisi krisis ini. Hal serupa juga dilakukan oleh Bupati Temanggung kemudian. Bahkan bisa dikatakan ini merupakan langkah intervensi yang diharapkan dapat mempengaruhi pabrikan dalam menyikapi kondisi petani.

Pada titik selanjutnya upaya tersebut mendapatkan pula respon dari Kemenperin. Sehingga kemudian keluar keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Perindustrian yang ditujukan kepada pabrikan untuk menyerap semua hasil tembakau dari petani sesegera mungkin.

Tidak sampai di situ, Menperin turut mendorong kepada lembaga GAPRI (Gabungan Pengusaha Rokok Indonesia) dengan muatan senada. Dalam konteks ini tentu kita melihat satu kenyataan politis. Dimana pemerintah tampak kewalahan dan harus mengambil langkah ekstra untuk menyikapi kondisi pertembakauan.

Namun, kita sendiri tahu kondisi buruk ini terjadi lantaran pemerintah sendiri yang membuat regulasi cukai yang membuat pabrikan terhimpit, serta menimbulkan gejolak di hulu industri. Artinya, pemerintah terkena imbas dari ulah yang diciptakannya sendiri.

Pihak pabrikan tentu tak bisa berbuat apa-apa ketika para pihak sudah melakukan dorongan semacam itu. Beberapa gudang tembakau di Temanggung diisyaratkan untuk menambah kuota penerimaan tembakau per hari dari petani.

Baca Juga:  Membandingkan Asap Rokok dan Asap Kendaraan Bukanlah Hal yang Tepat

Terpujilah para pihak yang sudah mau ambil peduli dalam menyikapi kondisi yang serba riskan di sektor pertembakauan. Utamanya pihak pabrikan, meski sedang mengalami kenyataan pasar yang serba dilematis akibat regulasi cukai.

Dalam konteks ini pabrikan tetap mau terbuka dalam membantu kehidupan petani tembakau. Sebagaimana kita tahu, Temanggung memang daerah penghasil tembakau yang kerap menjadi pemasok utama dari piramida kebutuhan produksi rokok dalam negeri.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah