Press ESC to close

Tradisi Sembogo: Meniupkan Asap Rokok ke Pengantin Perempuan

Tradisi sembogo merupakan salah satu ritual yang masih lestari hingga kini. Perias meniupkan asap rokok ke wajah pengantin perempuan guna membuka auranya. 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejumlah budaya dan tradisi yang unik. Upacara adat, seni tradisional, hari raya keagamaan, permainan tradisional, tradisi pernikahan, dan sejumlah adat-adat yang lain turut mewarnai sejumlah keragaman budaya di negeri ini. 

Dalam hal ini, rokok juga turut andil dalam mewarnai keragaman budaya Indonesia, salah satunya untuk tradisi pernikahan. Tradisi pernikahan sendiri memiliki adat yang berbeda-beda di tiap daerah, salah satunya adalah tradisi Sembogo yang banyak ditemukan di daerah Jawa, khususnya Temanggung, Jawa Tengah. 

Tradisi Sembogo merupakan ritual meniupkan asap rokok ke wajah pengantin perempuan yang dilakukan oleh sang perias. Peniupan asap rokok ini dipercaya dapat ‘memecah tejo’ atau membuka aura si pengantin. 

Tradisi Sembogo juga dikenal dengan sebutan “merangkul cengkir gading” atau “rarang cengkir gading”. Namun, tiap-tiap daerah memiliki sebutan yang berbeda. Dalam versi lain, tradisi meniupkan asap rokok ke pengantin perempuan tak hanya dilakukan oleh sang perias saja. Melainkan bisa juga dari tetua atau kerabat si pengantin. 

Baca Juga:  Membuat Pesawat dari Bungkus Rokok

Prosesi Meniupkan Asap Rokok

Saat prosesi sembogo, si peniup tak hanya meniupkan asap saja, namun ia juga menyematkan doa atau mantra sebelum ditiupkannya asap ke wajah pengantin.

Di setiap daerah, prosesi sembogo juga memiliki makna yang berbeda. Selain untuk memancarkan cahaya atau aura kecantikan, ritual sembogo juga dipercaya dapat membuat si pengantin ‘manglingi’ atau terlihat berbeda dari biasanya. 

Selain itu, meniupkan asap rokok ke wajah pengantin juga bermakna sebagai bentuk ucapan selamat dan doa agar pengantin memiliki kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Hal ini juga dianggap sebagai tindakan simbolis yang menunjukkan penerimaan pengantin baru dalam keluarga dan masyarakat.

Fyi, tidak sembarang perias dapat melakukan ritual ini. Kebanyakan ritual ini dilakukan oleh perias ahli yang biasa disebut sebagai ‘dukun manten’. Selain harus bisa merias wajah, dukun manten juga harus berpuasa, menyiapkan sesaji, dan merias sesuai warisan leluhur atau pakem sebelum melaksanakan ritual ini untuk pengantin.

Untuk pelaksanaannya, tradisi sembogo ini membutuhkan biaya tambahan, untuk itu setiap pasangan tidak diwajibkan untuk melakukan prosesi ini. 

Baca Juga:  Nasilah, Perempuan Inspiratif di Era Awal Industri Kretek

Di Madura sendiri terdapat tradisi pernikahan yang menggunakan rokok sebagai media undangan hajatan yang disebut tradisi ‘pacoten’. Tradisi ini menganut strata sosial. Semakin kaya orang yang diundang, maka semakin mahal jenis rokok yang digunakan sebagai undangan. Artinya, semakin banyak juga nominal sumbangan yang harus diberikan.

Di negeri ini, rokok bukan hanya sekedar barang yang dikonsumsi. Lebih dari itu, rokok memiliki makna simbolik yang hadir dalam berbagai prosesi ritual adat masyarakat Indonesia yang harus dilestarikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *