Press ESC to close

Menanti Capres yang Berpihak kepada Industri Hasil Tembakau

Industri Hasil Tembakau (IHT) selalu terlihat seksi di mata pemerintah. Apalagi saat ini Indonesia sedang menyambut pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada awal tahun depan. Perputaran ekonomi di industri ini tidak kecil maka tak heran banyak calon wakil rakyat termasuk capres dan cawapres mendekati industri hasil tembakau. 

Selain perputaran ekonomi yang besar, banyak masyarakat yang bergantung hidupnya dalam industri hasil tembakau ini. Mulai dari petani tembakau dan cengkih, buruh pabrik, jasa angkut, jasa iklan, content creator dan sebagainya. Dengan melihat banyaknya masyarakat yang tergabung dalam ekosistem itu menjadikan salah satu cara untuk meraup suara yang besar bagi capres dan cawapres. 

Industri hasil tembakau setiap tahunnya menyumbang setidaknya 10% pendapatan negara melalui pungutan cukai rokok. Nominalnya yang dipasok untuk negara tak kurang dari 200 Triliun rupiah. Angka yang sangat tinggi dari satu industri saja. Tidak banyak industri yang menyamai dengan industri hasil tembakau di Indonesia.

Melihat IHT ini sangat membantu perekonomian bangsa Indonesia seharusnya industri ini menjadi Industri prioritas bagi capres dan cawapres. Namun sayangnya, banyak capres dan cawapres yang membela namun hanya sebatas janji saat kampanye saja. Saat sudah menjadi pemimpin, ia lupa dengan janjinya. 

Baca Juga:  Kenaikan Tarif Cukai untuk Menekan Rokok Hanyalah Bualan Pemerintah

Misalnya saat pemilihan capres pada tahun 2019, Joko Widodo melalui Kementerian Keuangan tidak menaikkan cukai rokok. Alhasil banyak sekali stakeholder yang merapat dan mendukung Joko Widodo. Akhirnya dengan dukungan yang banyak itulah Joko Widodo kembali terpilih untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. 

Namun sayangnya, pada tahun 2020 Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Keuangan meniadakan cukai rokok yang sangat tinggi. Dengan kenaikan cukai sebesar 23 persen, banyak sekali kemudian pabrik yang gulung tikar. Banyak sekali buruh yang terkena PHK. Banyak sekali petani tembakau yang hasil panennya tidak terbeli. 

Dengan pengalaman tahun 2019 yang ternyata tidak sesuai janji saat kampanye, maka saat ini banyak stakeholder IHT yang hilang kepercayaan kepada janji capres dan cawapres.

Visi Misi Capres Cawapres untuk Industri Hasil Tembakau

Jika melihat visi dan misi capres dan cawapres saat ini, belum ada yang benar-benar perhatian kepada Industri Hasil Tembakau. Tidak ada yang membela dengan spesifik padahal Masyarakat yang bergantung pada industri ini sangat banyak. Belum lagi, IHT selalu menjadi andalan bagi pemerintah melalui pungutan cukainya. 

Baca Juga:  Operasi Gempur Rokok: Sia-sia Buang Anggaran Negara Belaka

Saat ini, industri ini sudah goyah dengan kebijakan yang sangat tidak adil. Belum lagi dahsyatnya terpaan intervensi asing yang ingin menguasai pasar rokok global. Sudah sepantasnya industri ini dibela. Melalui kebijakan yang mempermudah keberlangsungan masyarakat yang hidup dalam ekosistem ini. 

Akhir kata, pilihanya capres dan cawapres yang berpihak dengan tulus kepada industri ini. Tidak hanya sekadar kampanye namun tidak dijalankan. Jika tidak ada yang membela, sebaiknya tidak perlu memilih.

Bagas Nurkusuma Aji

Bagas Nurkusuma Aji

Videografer di Komunitas Kretek. Lahir dan besar di Turi, Sleman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *